Daftar Isi
Pengertian Agresivitas, Teori Agresivitas Dan Tingkat Indikator Agresivitas ( Anak, Pajak, Orang Dewasa)
Pengertian Agresivitas – Myers (Sarwono 2002: 297) mengemukakan bahwa perilaku agresif yakni perilaku jasmani atau verbal yang sengaja dengan maksud unutk menyakiti atau merugikan orang lain.
Murray ( Chaplin, 2004 ) mengatakan bahwa agresif yakni kebutuhan untuk menyerang, memperkosa atau melukai orang lain, untuk meremehkan, merugikan, mengganggu, berbahaya, merusak, menjahati, mengejek, mencemoohkan, atau menuduh secara jahat, menghukum berat, atau menjalankan perbuatan sadistis lainnya.
Pengertian Agresivitas Lengkap Beserta Teorinya
Agresivitas Adalah salah satu wujud perilaku yang dimiliki oleh tiap-tiap orang. Freud, Mc Dougall, dan Lorenz (dalam Ekawati,2001) mengemukakan bahwa manusia mempunyai dorongan bawaan atau naluri untuk adu jotos.
Sebagaimana pengalaman fisiologis rasa lapar, haus, atau bangkitnya dorongan seksual, karenanya dijelaskan bahwa manusia mempunyai naluri bawaan untuk berbuat agresi.
Definisi seputar agresivitas telah dikemukakan oleh banyak spesialis, sehingga benar-benar variatif. Baron dan Byrne (1984) mengemukakan, bahwa agresivitas yakni dorongan dasar yang dimiliki oleh manusia dan binatang, dengan tujuan menyakiti badan atau melukai perasaan orang lain.
Lebih lanjut Baron dan Byrne (1984) mengatakan bahwa perilaku agresif yakni suatu wujud perilaku yang ditujukan untuk melukai atau mencelakakan orang lain.
Brigham (1991) mendefinisikan agresi sebagai perilaku yang ditujukan untuk menyakiti orang lain bagus secara jasmani ataupun psikis.
Anggapan senada diungkapkan oleh Berkowitz (1995) yang mendefinisaikan agresi sebagai seluruh wujud perilaku yang ditujukan untuk menyakiti seseorang bagus jasmani ataupun mental.
Ahli lain Moore dan Fibe, Aronson (Koeswara, 1988) juga mendefinisikan agresi sebagai seluruh wujud perilaku kekerasan bagus itu secara jasmani ataupun verbal yang dilaksanakan seseorang dengan maksud untuk melukai atau mencelakakan orang lain bagus dengan ataupun tanpa tujuan.
Medinnus dan Johnson (1976) mengemukakan bahwa agresi yakni perilaku yang bersifat menyerang, bisa berupa serangan jasmani, serangan terhadap obyek, serangan verbal, dan menjalankan pelanggaran terhadap hak milik atau menyerang daerah orang lain.
Lebih lanjut Medinus dan Johnson (1997) mengemukakan bahwa agresi yakni serangakaian perbuatan atau tingkah laku yang bermaksud merugikan atau melukai.
Agresivitas bisa terjadi kapan dan dimana saja, tidak memandang waktu dan tidak peduli siapa yang akan jadi korban.
Hal ini senada dengan apa yang telah diungkapkan oleh Dollard ( Harvey dan Smith, 1977), bahwa perbuatan agresi ditujukan terhadap orang lain yang menjadi target dari tingkah laku hal yang demikian.
Pengertian Agresivitas
Dari beberapa uraian di atas bisa ditarik rumusan, bahwa agresivitas yakni suatu perilaku yang ditujukan untuk melukai atau menyakiti yang mengandung elemen kekerasan, serangan atau gangguan bagus secara jasmani ataupun verbal, dan merusak atau mengambil hak milik orang lain dengan atau tanpa tujuan dan korban tidak menghendaki perilaku hal yang demikian.
Jenis Jenis Tingkat Teori Indikator Agresivitas
Agresi yakni perilaku yang rumit. Ada beberapa ragam agresi yang dikemukakan oleh para spesialis, tergantung kriteria pembagian-pembagian yang digunakan.
Menurut Dodge dan Coie (1987) agresi berdasarkan fungsinya dibedakan menjadi dua yakni:
a)Agresi reaktif, yakni agresi yang terjadi sebagai tanggapan terhadap stimulasi yang dinilai mengancam. Pengevaluasian terhadap stimulasi sebagai ancaman dan pengalaman naik pitam menyokong seseorang untuk menjalankan agresi.
Baca Juga: Prinsip Manfaat
Adapun agresi reaktif berfungsi untuk mengurangi atau melepaskan diri dari ancaman (ketidakenakan) yang dialami bukan sebagai cara untuk menerima tujuan yang diharapkan.
b)Agresi proaktif, yakni agresi yang dilaksanakan sebagai alat atau mempunyai fungsi untuk memperoleh tujuan tertentu.
Agresi ini tidak terkait dengan provokasi ataupun emosional yang menciptakan kekuatan merusak, melainkan semata-mata diberi tuntunan oleh beberapa tujuan eksternal yang berharap dicapai seperti makanan, barang, kekuasaan, dan wilayah.
Jersild (1975) menggolongankan agresi menjadi dua wujud, yakni: (1) tingkah laku agresi yang terbuka, yakni suatu wujud tingkah laku yang kelihatan dan bisa dipandang serta bisa dinilai. (2) Tingkah laku agresif yang tersembunyi, yakni tingkah laku agresif yang tidak kelihatan, yang dimanifestasikan dalam wujud tingkah laku yang lain.