Daftar Isi
Grafik, Penemu, Rangkaian, Contoh Soal, Bunyi Dan Pengertian Hukum OHM Menurut Para Ahli
Dalam mata pelajaran elektro atau fisika, terdapat pelajaran yang membahas apa itu Hukum Ohm. Dalam Hukum Ohm terdapat bunyi Hukum Ohm dan rumus Hukum Ohm. Dimana bunyi dan rumus Hukum Ohm menjadi pertanda melaksanakan pelbagai ragam soal serta memakainya di kehidupan. Berikut Grafik, Penemu, Rangkaian, Contoh Soal, Bunyi Dan Pengertian Hukum OHM Menurut Para Ahli.
Pengertian Hukum OHM Menurut Para Ahli
Hukum Ohm ialah suatu pernyataan bahwa besar arus listrik yang melalui penghantar akan berbanding lurus dengan beda potensial yang dikenakan kepadanya. Sebuah benda penghantar dapat disebut mematuhi Hukum Ohm jika skor resistansinya tidak bertumpu pada besar dan polaritas beda potensial yang digunakan kepadanya. Padahal hal tersebut tidak selalu berlaku untuk semua ragam penghantar, tapi terdapat istilah “Hukum” konsisten digunakan dengan alasan sejarah.
Dalam Ilmu Elektronika, Hukum dasar Elektronika yang harus dipelajari dan dimengerti oleh tiap Engineer Elektronika ataupun penghobi Elektronika ialah Hukum Ohm, ialah Hukum dasar yang mengucapkan hubungan antara Arus Listrik (I), Tegangan (V) dan Hambatan (R). Hukum Ohm dalam bahasa Inggris disebut dengan “Ohm’s Laws”. Hukum Ohm pertama kali disampaikan oleh seorang fisikawan Jerman yang bernama Georg Simon Ohm (1789-1854) pada tahun 1825. Georg Simon Ohm mempublikasikan Hukum Ohm tersebut pada Paper yang berjudul “The Galvanic Circuit Investigated Mathematically” pada tahun 1827.
Bunyi Hukum Ohm
Pada dasarnya, bunyi dari Hukum Ohm ialah :
“Besar arus listrik (I) yang mengalir melalui sebuah penghantar atau Konduktor akan berbanding lurus dengan beda potensial / tegangan (V) yang digunakan kepadanya dan berbanding terbalik dengan hambatannya (R)”.
Suara Matematis, Hukum Ohm dapat dirumuskan menjadi persamaan seperti dibawah ini :
V = I x R
I = V / R
R = V / I
Dimana :
V = Voltage (Beda Potensial atau Tegangan yang satuan unitnya ialah Volt (V))
I = Current (Arus Listrik yang satuan unitnya ialah Ampere (A))
R = Resistance (Hambatan atau Resistansi yang satuan unitnya ialah Ohm (Ω))
Dalam aplikasinya, Kita dapat menerapkan Teori Hukum Ohm dalam Rangkaian Elektronika untuk memperkecilkan Arus listrik, Memperkecil Tegangan dan juga dapat mendapat Poin Hambatan (Resistansi) yang kita inginkan.
Hukum yang perlu diingat dalam perhitungan rumus Hukum Ohm, satuan unit yang digunakan ialah Volt, Ampere dan Ohm. Contoh kita menerapkan unit lainnya seperti milivolt, kilovolt, miliampere, megaohm ataupun kiloohm, karenanya kita perlu melaksanakan konversi ke unit Volt, Ampere dan Ohm khususnya dulu untuk mempermudahkan perhitungan dan juga untuk menerima hasil yang benar.
Hukum Kasus dalam Praktikum Hukum Ohm
Untuk lebih terang mengenai Hukum Ohm, kita dapat melaksanakan Praktikum dengan sebuah Rangkaian Elektronika Hukum ohm seperti dibawah ini :
Rangkaian untuk Praktikum Hukum Ohm
Kita membutuhkan sebuah DC Generator (Power Supply), Voltmeter, Amperemeter, dan sebuah Potensiometer sesuai dengan skor yang dibutuhkan.
Dari Rangkaian Elektronika yang sederhana diatas kita dapat memperbandingkan Teori Hukum Ohm dengan hasil yang didapatkan dari Praktikum dalam hal menghitung Arus Listrik (I), Tegangan (V) dan Resistansi/Hambatan (R).
Menghitung Arus Listrik (I)
Rumus yang dapat kita pakai untuk menghitung Arus Listrik ialah I = V / R
Hukum Kasus 1 :
Setting DC Generator atau Power Supply untuk menjadikan Output Tegangan 10V, kemudian atur Poin Potensiometer ke 10 Ohm. Berapakah skor Arus Listrik (I) ?
Poin skor Tegangan ialah 10V dan Poin Resistansi dari Potensiometer ialah 10 Ohm ke dalam Rumus Hukum Ohm seperti dibawah ini :
I = V / R
I = 10 / 10
I = 1 Ampere
Contoh alhasil ialah 1 Ampere.
Hukum Kasus 2 :
Setting DC Generator atau Power Supply untuk menjadikan Output Tegangan 10V, kemudian atur skor Potensiometer ke 1 kiloOhm. Berapakah skor Arus Listrik (I)?
Konversi dulu skor resistansi 1 kiloOhm ke satuan unit Ohm. 1 kiloOhm = 1000 Ohm. Poin skor Tegangan 10V dan skor Resistansi dari Potensiometer 1000 Ohm ke dalam Rumus Hukum Ohm seperti dibawah ini :
I = V / R
I = 10 / 1000
I = 0.01 Ampere atau 10 miliAmpere
Contoh alhasil ialah 10mA
Menghitung Tegangan (V)
Rumus yang akan kita pakai untuk menghitung Tegangan atau Beda Potensial ialah V = I x R.
Hukum Kasus :
Atur skor resistansi atau hambatan (R) Potensiometer ke 500 Ohm, kemudian atur DC Generator (Power supply) sampai menerima Arus Listrik (I) 10mA. Berapakah Tegangannya (V) ?
Konversikan dulu unit Arus Listrik (I) yang masih satu miliAmpere menjadi satuan unit Ampere ialah : 10mA = 0.01 Ampere. Poin skor Resistansi Potensiometer 500 Ohm dan skor Arus Listrik 0.01 Ampere ke Rumus Hukum Ohm seperti dibawah ini :
V = I x R
V = 0.01 x 500
V = 5 Volt
Contoh nilainya ialah 5Volt.
Menghitung Resistansi / Hambatan (R)
Rumus yang akan kita pakai untuk menghitung Poin Resistansi ialah R = V / I
Baca Juga : Pengertian Mikroskop : Jenis, Sejarah, Macam Dan Fungsinya
Hukum Kasus :
Contoh di skor Tegangan di Voltmeter (V) ialah 12V dan skor Arus Listrik (I) di Amperemeter ialah 0.5A. Berapakah skor Resistansi pada Potensiometer ?
Poin skor Tegangan 12V dan Arus Listrik 0.5A kedalam Rumus Ohm seperti dibawah ini :
R = V / I
R = 12 /0.5
R = 24 Ohm
Contoh skor Resistansinya ialah 24 Ohm
Suara matematis, berikut persamaan Hukum Ohm :
V = I R
Keterangan :
I = ialah arus listrik yang mengalir pada penghantar dalam satuan Ampere.
V = ialah tegangan listrik pada kedua ujung penghantar dalam satuan volt.
R = ialah skor hambatan listrik atau resistansi pada penghantar dalam satuan ohm.
Hukum Ohm dicetuskan Georg Simon Ohm, ialah fisikawan Jerman tahun 1825 serta dipublikasikan pada paper berjudul The Galvanic Circuit Investigated Mathematically pada tahun 1827. Untuk penjelasan lebih lanjut, berikut bunyi Hukum ohm.
Bunyi Hukum Ohm
Suara Hukum Ohm ialah Hukum yang mengucapkan bahwa besar kuat arus yang mengalir ke penghantar akan sebanding dengan beda potensial diantara ujung-ujung penghantar tersebut jika suhunya dapat dijaga itu konsisten.
Untuk lebih terang mengenai bunyi Hukum Ohm, Anda dapat melaksanakan praktikum sederhana dengan sebuah Rangkaian Elektronika seperti dibawah ini :
Rangkaian Elektronika
Rangkaian elektronika tersebut cuma membutuhkan DC Generator (Power Supply), Potensiometer, Voltmeter, dan Amperemeter sesuai dengan skor yang dibutuhkan. Dari rangkaian elektronika sederhana tersebut, Anda dapat memperbandingkan antara Teori Hukum Ohm dengan hasil praktikum sederhana dalam menghitung Resistansi/Hambatan (R), Arus Listrik (I), dan Tegangan (V).
Berikut bunyi Hukum ohm :
Suara Hukum Ohm
Rumus Hukum Ohm
Rumus Hukum Ohm
Rumus Hukum Ohm ialah sebagai berikut :
V = I x R
I = V / R
R = V / I
Keterangan :
V = ialah Voltage (Beda Potensial atau Tegangan, satuan Volt (V))
I = ialah Current (Arus Listrik, satuan unitnya ialah Ampere (A))
R = ialah Resistance (Resistansi atau hambatan, satuan unitnya ialah Ohm (Ω))
Kegunaan Teori Hukum Ohm pada Rangkaian elektronika ialah untuk memperkecil tegangan, mendapat skor hambatan atau resistansi yang diharapkan, dan memperkecil arus listrik.
Satu hal yang perlu diingat dalam rumus Hukum ohm ialah satuan unit yang dipakainya antara lain : Ampere, Ohm dan Volt. Hukum menerapkan satuan unit lainnya, seperti kilovolt, kiloohm, miliampere, megaohm, dan milivolt, karenanya khususnya dulu melaksanakan konversi ke dalam satuan unit Ampere, Ohm, dan Volt untuk memudahkan perhitungan dan mendapat hasil yang benar.
Contoh Soal Hukum Ohm dan Jawabannya
Contoh Soal Hukum Ohm dan Jawabannya
Untuk meningkatkan pemahaman dan kesanggupan berhubungan Hukum ohm, berikut terdapat sebagian model soal Hukum ohm beserta jawabannya :
1) Hukum Soal Hukum Ohm Arus Listrik (I)
Guna menuntaskan soal menghitung I atau arus listrik, kita harus menerapkan rumus I = V x R.
Hukum Soal :
Aturlah DC Generator atau power supply agar menjadikan output 20 V, Hukum aturlah skor dari Potensiometer menjadi 20 Ohm. Tentukanlah berapa skor arus listrik (I) !.
Jawaban :
Untuk menuntaskan soal diatas, yang harus dikerjakan ialah memasukkan skor tegangan 10 V dan skor resistansi potensiometer yang memiliki jumlah 20 Ohm ke rumus Hukum Ohm.
I = V / R
I = 20 / 20
I = 1 Ampere
Sehingga dapat disimpulkan bahwa skor arus listriknya ialah 1 Ampere.
2) Hukum Soal Hukum Ohm Menghitung V (Tegangan)
Untuk model soal Hukum Ohm menghitung tegangan (V), kita menerapkan rumus V = I x R .
Hukum Soal :
Aturlah skor hambatan (R) Potensiometer ke dalam 1000 Ohm dan Power supply sampai menerima Arus Listrik berjumlah 10 mA. Tentukanlah tegangan yang didapatnya !
Jawaban :
Untuk melaksanakan soal diatas, yang pertama harus dikerjakan ialah mengkonversi satuan unit Arus Listrik menjadi ampere, ialah : 10 mA = 0.01 Ampere.
Kemudian hitung skor resistansi potensiometer 1000 Ohm dan Arus Listrik (I) 0.01 Ampere ke rumus Hukum Ohm seperti berikut : V = I x R
V = 0.01 x 1000
V = 10 Volt
Sehingga dapat disimpulkan bahwa skor tegangan (V) ialah 10 Volt.
3) Hukum Soal Hukum Ohm Menghitung R (Resistansi atau Hambatan)
Untuk soal menghitung R (hambatan), karenanya menerapkan rumus R = V x I .
Hukum Soal :
Poin tegangan pada Volmeter ialah 6 V dan skor arus listrik (I) ialah 0.5 A. Hitunglah berapa skor dari R pada Potensiometer !.
Jawaban :
Untuk melaksanakan soal diatas, masukkan skor tegangan 6 V dan skor arus listrik 0.5 A ke dalam rumus Hukum Ohm, seperti berikut :
R = V / I
R = 6 /0.5
R = 12 Ohm
Sehingga dapat disimpulkan bahwa skor R (hambatan atau resistensi) ialah 12 Ohm.
Itulah tulisan Grafik, Penemu, Rangkaian, Contoh Soal, Bunyi Dan Pengertian Hukum OHM Menurut Para Ahli.