Contoh, Materi, Ciri Ciri, Tujuan Dan Pengertian Berpikir Kritis Menurut Para Ahli
APA ITU BERPIKIR KRITIS? Berpikir kritis merupakan salah satu keterampilan tingkat tinggi yang sangat penting diajarkan kepada siswa selain keterampilan berpikir kreatif. Apa itu berpikir kritis? Berikut ini disajikan 10 buah definisi mengenai berpikir kritis (keterampilan berpikir kritis).
Saat ini kemampuan berpikir kritis sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, lantaran untuk membuatkan kemampuan berpikir lainnya, mirip kemampuan untuk menciptakan keputusan dan menyelesaian masalah. Banyak sekali fenomena dalam kehidupan sehari-hari yang perlu dikritisi.
Pengertian berpikir kritis dikemukakan oleh banyak pakar. Beberapa di antaranya : Gunawan (2003:177-178) menyatakan bahwa keterampilan berpikir kritis yaitu kemampuan untuk berpikir pada level yang kompleks dan memakai proses analisis dan evaluasi. Berpikir kritis melibatkan keahlian berpikir induktif mirip mengenali hubungan, manganalisis problem yang bersifat terbuka, menentukan alasannya yaitu dan akibat, menciptakan kesimpulan dan mem-perhitungkan data yang relevan.
Sedang keahlian berpikir deduktif melibatkan kemampuan memecahkan problem yang bersifat spasial, logis silogisme dan membedakan fakta dan opini. Keahlian berpikir kritis lainnya yaitu kemampuan mendeteksi bias, melaksanakan penilaian , membandingkan dan mempertentangkan.Sementara itu Rahmat (2010:1) mengemukakan berpikir kritis (critical thinking) sinonim dengan pengambilan keputusan (decision making), perencanaan stratejik (strategic planning), proses ilmiah (scientific process), dan pemecahan problem (problem solving). Juha (2010 :1) yang menyatakan “Critical thinking is reasonable, reflective thinking, focused on deciding what to believe or do” Paul, R., & Elder, L. ( 2012:21.) menyatakan “Critical thinking is the art of thinking about thinking while thinking to make thinking better”
Berpikir kritis mengandung kegiatan mental dalam hal memecahkan masalah, menganalisis asumsi, memberi rasional, mengevaluasi, melaksanakan penyelidikan, dan mengambil keputusan. Dalam proses pengambilan keputusan, kemampuan mencari, menganalisis dan mengevaluasi informasi sangatlah penting. Orang yang berpikir kritis akan mencari, menganalisis dan mengevaluasi informasi, menciptakan kesimpulan berdasarkan fakta kemudian melaksanakan pengambilan keputusan. Ciri orang yang berpikir kritis akan selalu mencari dan memaparkan relasi antara problem yang didiskusikan dengan problem atau pengalaman lain yang relevan. Berpikir kritis juga merupakan proses terorganisasi dalam memecahkan problem yang melibatkan kegiatan mental yang meliputi kemampuan: merumuskan masalah, menunjukkan argumen, melaksanakan deduksi dan induksi, melaksanakan evaluasi, dan mengambil keputusan.
Menurut Ruland (2003:1-3) berpikir kritis harus selalu mengacu dan berdasar kepada suatu standar yang disebut universal intelektual standar. Universal intelektual standar yaitu standardisasi yang harus diaplikasikan dalam berpikir yang dipakai untuk mengecek kualitas pemikiran dalam merumuskan permasalahan, isu-isu, atau situasi-situasi tertentu. Universal intelektual standar meliputi: kejelasan (clarity), keakuratan, ketelitian, kesaksamaan (accuracy), ketepatan (precision), relevansi, keterkaitan (relevance), kedalaman (depth).
Kemampuan dalam berpikir kritis akan menunjukkan instruksi yang lebih sempurna dalam berpikir, bekerja, dan membantu lebih akurat dalam menentukan keterkaitan sesuatu dengan lainnya. Oleh alasannya yaitu itu kemampuan berpikir kritis sangat dibutuhkan dalam pemecahan problem atau pencarian solusi. Pengembangan kemampuan berpikir kritis merupakan integrasi banyak sekali komponan pengembangan kemampuan, mirip pengamatan (observasi), analisis, penalaran, penilaian, pengambilan keputusan, dan persuasi. Semakin baik pengembangan kemampuan-kemampuan ini, maka akan semakin baik pula dalam mengatasi masalah-masalah.
Berpikir kritis penting dikuasai siswa
Zamroni dan Mahfudz (2009:23-29) mengemukakan ada enam argumen yang menjadi alasan pentingnya keterampilan berpikir kritis dikuasai siswa.
Pertama, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu pesat akan menye-babkan informasi yang diterima siswa semakin banyak ragamnya, baik sumber maupun esensi informasinya. Oleh lantaran itu siswa dituntut mempunyai kemam-puan menentukan dan memilah informasi yang baik dan benar sehingga sanggup memperkaya khazanah pemikirannya.
Kedua, siswa merupakan salah satu kekuatan yang berdaya tekan tinggi (people power), oleh lantaran itu biar kekuatan itu sanggup terarahkan ke arah yang semestinya (selain kesepakatan yang tinggi terhadap moral), maka mereka perlu dibekali dengan kemampuan berpikir yang memadai (deduktif, induktif, reflektif, kritis dan kreatif) biar kelak bisa berkiprah dalam membuatkan bidang ilmu yang ditekuninya.
Ketiga, siswa yaitu warga masyarakat yang sekarang maupun kelak akan menjalani kehidupan semakin kompleks. Hal ini menuntut mereka mempunyai keterampilan berpikir kritis dan kemampuan untuk memecahkan problem yang dihadapinya secara kritis.
Keempat, berpikir kritis yaitu kunci menuju berkembangnya kreativitas, dimana kreativitas muncul lantaran melihat fenomena-fenomena atau permasalahan yang kemudian akan menuntut kita untuk berpikir kreatif. Kelima, banyak lapangan pekerjaan baik eksklusif maupun tidak, membutuhkan keterampilan berpikir kritis, contohnya sebagai pengacara atau sebagai guru maka berpikir kritis yaitu kunci keberhasilannya. Keenam, setiap dikala insan selalu dihadapkan pada pengambilan keputusan, mau ataupun tidak, sengaja atau tidak, dicari ataupun tidak akan memerlukan keterampilan untuk berpikir kritis.
Menurut Potter, (2010: 6) ada tiga alasan keterampilan berpikir kritis diperlukan. Pertama, adanya ledakan informasi. Saat ini terjadi ledakan informasi yang datangnya dari puluhan ribu web mesin pencari di intrnet. Informasi dari banyak sekali sumber tersebut bisa jadi banyak yang ketinggalan zaman, tidak lengkap, atau tidak kredibel. Untuk sanggup memakai informasi ini dengan baik, perlu dilakukan penilaian terhadap data dan sumber informasi tersebut. Kemampuan untuk mengevalusi dan kemudian menetapkan untuk memakai informasi yang benar memerlukan keterampilan berpikir kritis.
Oleh lantaran itu, maka keterampilan berpikir kritis sangat perlu dikembangkan pada siswa. Kedua, adanya tantangan global. Saat ini terjadi krisis global yang serius, terjadi kemiskinan dan kelaparan di mana-mana. Untuk mengatasi kondisi yang krisis ini dibutuhkan penelitian dan pengembangan keterampilan-keterampilan berpikir kritis. Ketiga, adanya perbedaan pengetahan warga negara.
Sejauh ini dominan orang di bawah 25 tahun sudah bisa meng-online-kan informasi mereka. Beberapa informasi yang tidak sanggup mengemban amanah dan bahkan mungkin sengaja menyesatkan, termuat di internet. Supaya siswa tidak tersesat dalam mengambil informasi yang tersedia begitu banyak, maka perlu dilakukan antisipasi. Siswa perlu dilatih untuk mengevaluasi keandalan sumber web sehingga tidak akan menjadi korban informasi yang salah atau bias.
Mengembangkan keterampilan berpikir kritis siswa
Kemampuan berpikir kritis siswa sangat perlu dikembangkan demi keberhasilan mereka dalam pendidikan dan dalam kehidupan bermasyarakat. Keterampilan berpikir kritis sanggup dikembangkan atau diperkuat, melalui proses pembelajaran. Artinya, di samping pembelajaran membuatkan kemampuan kognitif untuk suatu mata pelajaran tertentu, pembelajaran juga sanggup membuatkan keterampilan berpikir kritis siswa.
Tidak semua proses pembelajaran secara otomatis akan membuatkan keterampilan berpikir kritis. Hanya proses pembelajaran yang mendorong diskusi dan banyak menunjukkan kesempatan berpendapat, memakai gagasan-gagasan, menunjukkan banyak kesempatan kepada siswa untuk mengekspresikan gagasan-gagasan dalam tulisan, mendorong kerjasama dalam mengkaji dan menemukan pengetahuan, membuatkan tanggung jawab, refleksi diri dan kesadaran sosial politik, yang akan membuatkan berpikir kritis siswa. Di samping itu antusiasme guru dan kultur sekolah juga kuat terhadap tumbuhnya keterampilan berpikir kritis siswa.
10 Pengertian Berpikir Kritis Menurut Para Ahli ;
- Definisi berpikir kritis berdasarkan Ennis (1962) : Berpikir kritis yaitu berpikir secara beralasan dan reflektif dengan menekankan pada pembuatan keputusan wacana apa yang harus dipercayai atau dilakukan.
- Definisi berpikir kritis berdasarkan Beyer (1985) : Berpikir kritis yaitu kemampuan (1) menentukan dapat dipercaya suatu sumber, (2) membedakan antara yang relevan dari yang tidak relevan, (3) membedakan fakta dari penilaian, (4) mengidentifikasi dan mengevaluasi perkiraan yang tidak terucapkan, (5) mengidentifikasi bias yang ada, (6) mengidentifikasi sudut pandang, dan (7) mengevaluasi bukti yang ditawarkan untuk mendukung pengakuan.
- Definisi berpikir kritis berdasarkan Mustaji (2012): Berpikir kristis yaitu berpikir secara beralasan dan reflektif dengan menekankan pembuatan keputusan wacana apa yang harus dipercayai atau dilakukan. Berikut yaitu contoh-contoh kemampuan berpikir kritis, contohnya (1) membanding dan membedakan, (2) menciptakan kategori, (2) meneliti bagian-bagian kecil dan keseluruhan, (3) mengambarkan sebab, (4) menciptakan sekuen / urutan, (5) menentukan sumber yang dipercayai, dan (6) menciptakan ramalan.
- Definisi berpikir kritis berdasarkan Walker (2006) :Berpikir kritis yaitu suatu proses intelektual dalam pembuatan konsep, mengaplikasikan, menganalisis, mensintesis, dan atau mengevaluasi banyak sekali informasi yang didapat dari hasil observasi, pengalaman, refleksi, di mana hasil proses ini diguanakan sebagai dasar dikala mengambil tindakan.
- Definisi berpikir kritis berdasarkan Hassoubah (2007):Berpikir kritis yaitu kemampuan memberi alasan secara terorganisasi dan mengevaluasi kualitas suatu alasan secara sistematis.
- Definisi berpikir kritis berdasarkan Chance (1986) :Berpikir kritis yaitu kemampuan untuk menganalisis fakta, mencetuskan dan menata gagasan, mempertahankan pendapat, menciptakan perbandingan, menarik kesimpulan, mengevaluasi argumen dan memecahkan masalah.
- Definisi berpikir kritis berdasarkan Mertes (1991) :Berpikir kritis yaitu sebuah proses yang sadar dan sengaja yang dipakai untuk menafsirkan dan mengevaluasi informasi dan pengalaman dengan sejumlah perilaku reflektif dan kemampuan yang memandu keyakinan dan tindakan.
- Definisi berpikir kritis berdasarkan Paul (1993) :Berpikir kritis yaitu mode berpikir – mengenai hal, substansi atau problem apa saja – di mana si pemikir meningkatkan kualitas pemikirannya dengan menangani secara terampil struktur-struktur yang menempel dalam pemikiran dan menerapkan standar-standar intelektual padanya.
- Definisi berpikir kritis berdasarkan Halpern (1985) :Berpikir kritis yaitu pemberdayaan kognitif dalam mencapai tujuan.
- Definisi berpikir kritis berdasarkan Angelo (1995):Berpikir kritis yaitu mengaplikasikan rasional, kegiatan berpikir yang tinggi, meliputi kegiatan menganalisis, mensintesis, mengenali permasalahan dan pemecahannya, menyimpulkan serta mengevaluasi.
Dalam bidang pendidikan, berpikir kritis sanggup membantu siswa dalam meningkatkan pemahaman bahan yang dipelajari dengan mengevaluasi secara kritis argumen pada buku teks, jurnal, sahabat diskusi, termasuk argumentasi guru dalam kegiatan pembelajaran. Makara berpikir kritis dalam pendidikan merupakan kompetensi yang akan dicapai serta alat yang dibutuhkan dalam mengkonstruksi pengetahuan. Berpikir yang ditampilkan dalam berpikir kritis sangat tertib dan sistematis. Berpikir kritis merupakan salah satu proses berpikir tingkat tinggi yang sanggup dipakai dalam pembentukan sistem konseptual siswa. Selain itu berpikir kritis siswa sanggup dikembangkan melalui perlindungan pengalaman bermakna. Pengalaman bermakna yang dimaksud sanggup berupa kesempatan beropini secara verbal maupun goresan pena mirip seorang ilmuwan Kesempatan bermakna tersebut sanggup berupa diskusi yang muncul dari pertanyaan-pertanyaan divergen atau problem tidak terstruktur (ill-structured problem), serta kegiatan praktikum yang menuntut pengamatan terhadap tanda-tanda atau fenomena yang akan menantang kemampuan berpikir siswa
Menurut Zamroni dan Mahfudz (2009:30) ada empat cara meningkatkan keterampilan berpikir kritis yaitu dengan: (1) model pembelajaran tertentu, (2) perlindungan peran mengkritisi buku, (3) penggunaan cerita, dan, (4) penggunaan model pertanyaan socrates. Dalam penelitian ini bahasan akan difokuskan hanya pada model pembelajaran.
Berdasarkan banyak sekali hasil penelitian, keterampilan berpikir kritis sanggup ditingkatkan dengan model pembelajaran. Namun demikian, tidak semua model pembelajaran secara otomatis sanggup meningkatkan keterampilan berpikir kritis. Hanya model pembelajaran tertentu yang akan meningkatkan keterampilan berpikir kritis.
Model pembelajaran yang sanggup meningkatkan keterampilan berpikir kritis, paling tidak mengandung tiga proses, yakni (a) penguasaan materi, (b) internalisasi, dan (c) transfer bahan pada masalah yang berbeda. Penguasaan siswa atas materi, sanggup cepat atau lambat dan sanggup dalam atau dangkal. Kecepatan atau kelambatan dan kedalaman atau kedangkalan penguasaan bahan dari siswa sangat tergantung pada cara guru melaksanakan proses pembelajaran; termasuk dalam memakai model pembelajaran yang sesuai dengan huruf bahan pembelajaran yang dipelajari.
Internalisasi merupakan proses pengaplikasian bahan yang sudah dikuasai dalam frekuensi tertentu, sehingga apa yang telah dikuasai, secara pelan-pelan terpateri pada diri siswa, dan jikalau dibutuhkan akan muncul secara otomatis.
Baca Juga : Etnosentrisme
Mengaplikasikan suatu pengetahuan yang dikuasai amat penting artinya bagi pengembangan kerangka pikir. Akan lebih penting lagi apabila aplikasi dilakukan pada banyak sekali masalah atau konteks yang berbeda. Sehingga terjadi proses transfer of learning, dengan transfer of learning akan terjadi proses penguatan critical thinking.