Daftar Isi
Tujuan, Contoh, Manfaat, Prinsip, Makalah, Materi Dan Pengertian Ergonomi Menurut Para Ahli
Pembahasan Ergonomi – Ergonomi adalah ilmu yang memmpelajari perilaku manusia dalam kaitannya dengan pekerjaan mereka. Ergonomi berasal dari kata Yunani ergon yang artinya kerja dan nomos yang berarti hukum, secara keseluruhan ergonomi berarti hukum yang berkaitan dengan kerja, target penelitian ergonomi adalah manusia pada saat bekerja dalam lingkungannya.
Secara singkat bisa dikatakan bahwa ergonomi adalah penyesuaian tugas pekerjaan dengan keadaan tubuh manusia dengan tujuan untuk menurunkan stress yang akan dihadapi, adalah dengan cara menyesuaikan ukuran tempat kerja dengan dimensi tubuh supaya tak melelahkan, penguasaan temperatur, sinar dan kelembaban betujuan supaya layak dengankebutuhan tubuh manusia.
Berdasarkan pengertian hal yang demikian bisa di simpulakan bahwa sentra dari ergonomi adalah manusia.
Konsep ergonomi adalah menurut kesadaran, keterbatasan kemampuan dannkapabilitas manusia. Sehingga dalam usaha untuk mencegah cidera, meningkatkan produktivitas, efisiensi dan kenyamanan dibutuhkan penyesuaian antara lingkungan kerja, pekerjaan dan manusia yang terlibat dengan pekerjaan hal yang demikian.
Pengertian Ergonomi Menurut Para Ahli
Pengertian Ergonomi Ergonomi berasal dari kata-kata dalam bahasa Yunani adalah Ergos yang berarti kerja dan Nomos yang berarti ilmu, sehingga secara harfiah bisa diartikan sebagai suatu ilmu yang mempelajari kekerabatan antara manusia dengan pekerjaannya.
Definisi ergonomi bisa dilaksanakan dengan cara menjabarkannya dalam konsentrasi, tujuan dan pendekatan mengenai ergonomi (Mc Coinick 1993) dimana dalam penjelasannya diceritakan sebagai berikut:
1. Secara konsentrasi Ergonomi menfokuskan diri pada manusia dan interaksinya dengan produk, peralatan, fasilitas, prosedur dan lingkungan dimana sehari-hari manusia hidup dan bekerja.
2. Secara tujuan Tujuan ergonomi ada dua hal, adalah peningkatan efektifitas dan efisiensi kerja serta peningkatan skor-skor kemanusiaan, seperti peningkatan keselamatan kerja, pengurangan rasa lelah dan sebagainya
3. Secara pendekatan Pendekatan ergonomi adalah aplikasi info mengenai keterbatasan-keterbatasan manusia, kemampuan, karakteristik tingkah laku dan semangat untuk merancang prosedur dan lingkungan tempat kegiatan manusia hal yang demikian sehari-hari.
Berdasarkan ketiga pendekatan hal yang demikian diatas, definisi ergonomi bisa terangkumkan dalam definisi yang dikemukakan Chapanis (1985) ergonomi adalah ilmu untuk menggali dan menggunakan info-info mengenai perilaku manusia, kemampuan, keterbatasan dan karakteristik manusia lainnya untuk merancang peralatan, mesin, cara, pekerjaan dan lingkungan untuk meningkatkan produktivitas, keselamatan, kenyamanan dan efektifitas pekerjaan manusia.
Definisi mengenai ergonomi juga datang dari Iftikar Z. Sutalaksana (1979) yang mendefinisikan ergonomi sebagai suatu cabang ilmu yang sistematis untuk memanfaatkan info-info mengenai sifat, kemampuan dan keterbatasan manusia untuk merancang suatu cara kerja sehingga orang bisa hidup dan bekerja pada cara itu dengan baik, adalah mencapai tujuan yang diharapkan lewat pekerjaan itu dengan efektif, aman dan nyaman (Sutalaksana dkk, 1979).
Perkembangan Ergonomi Ergonomi dipopulerkan pertama kali pada tahun 1949 sebagai judul buku yang dikarang oleh Prof. Murrel. Walaupun kata ergonomi itu sendiri berasal dari bahasa Yunani adalah ergon (kerja) dan nomos (hukum/prinsip/kaidah). Istilah ergonomi digunakan secara luas di Eropa.
Di Amerika Serikat diketahui istilah human factor atau human engineering. Kedua istilah hal yang demikian (ergonomic dan human factor) hanya berbeda pada penekanannya. Intinya kedua kata hal yang demikian sama-sama menekankan pada performansi dan perilaku manusia.
Tujuan Ergonomi
Berdasarkan Hawkins (1987), untuk mencapai tujuan praktisnya, keduanya bisa digunakan sebagai acuan untuk teknologi yang sama. Ergonomi sudah menjadi bagian dari perkembangan kebiasaan manusia semenjak 4000 tahun yang lalu (Dan Mac Leod, 1995).
Perkembangan ilmu ergonomi dimulai saat manusia merancang benda-benda sederhana, seperti batu untuk membantu tangan dalam melakukan pekerjaannya, sampai dilaksanakannya pembetulan atau perubahan pada alat bantu hal yang demikian untuk mempermudah penggunanya. Pada awalnya perkembangan hal yang demikian masih tak teratur dan tak terarah, malahan kadang-kadang terjadi secara kebetulan.
Perkembangan ergonomi modern dimulai kurang lebih seratus tahun yang lalu pada saat Taylor (1880-an) dan Gilberth (1890-an) secara terpisah melakukan studi tentang waktu dan gerakan. Pengaplikasian ergonomi secara kongkrit dimulai pada Perang Dunia I untuk mengoptimasikan interaksi antara produk dengan manusia.
Makalah Ergonomi
Pada tahun 1924 sampai 1930 Hawthorne Works of Wertern Electric (Amerika) melakukan suatu tes tentang Makalah Ergonomi yang selanjutnya diketahui dengan “Hawthorne Effects” (Efek Hawthorne). Hasil tes ini memberikan konsep baru tentang semangat ditempat kerja dan menunjukan kekerabatan jasmaniah dan seketika antara manusia dan mesin.
Kemajuan ergonomi semakin terasa setelah Perang Dunia II dengan adanya bukti kongkrit bahwa penggunaan peralatan yang layak bisa meningkatkan harapan manusia untuk bekerja lebih efektif.
Beberapa hal yang demikian banyak dilaksanakan pada perusahaan-perusahaan senjata perang. Konsentrasi ahli juga memberikan definisi mereka sendiri tentang ergonomi. Mc Cormicks dan Sanders (1987) membagi ergonomi ke dalam tiga pendekatan, adalah:
1. Konsentrasi Utama Konsentrasi utama ergonomi adalah memastikan manusia dalam perancangan benda kerja, prosedur kerja, dan lingkungan kerja. Konsentrasi ergonomi adalah interaksi manusia dengan produk, peralatan, fasilitas, lingkungan dan prosedur dari pekerjaan dan kehidupan sehari-harinya. Ergonomi lebih ditekankan pada unsur manusianya dibandingi ilmu teknik yang lebih menekankan pada unsur-unsur nonteknis.
2. Tujuan Ergonomi mempunyai dua tujuan utama adalah meningkatkan efektifitas dan efisiensi pekerjaan dan aktifitas-aktifitas lainnya serta meningkatkan skor-skor tertentu yang diharapkan dari pekerjaan hal yang demikian, termasuk membetulkan keamanan, mengurangi kelelahan dan stres, meningkatkan kenyamanan, penerimaan pengguna yang besar dan membetulkan kwalitas hidup.
3. Pendekatan Utama Pendekatan utama meliputi aplikasi sistematik dari info yang relevan tentang kemampuan, keterbatasan, karakteristik, perilaku dan semangat manusia kepada desain produk dan prosedur yang digunakan serta lingkungan tempat mengaplikasikannya. Inti dari ergonomi adalah suatu prinsip fitting the task/the job to the man, yang artinya pekerjaan semestinya disesuaikan dengan kemampuan dan keterbatasan yang dimiliki oleh manusia.
Beberapa ini menegaskan bahwa dalam merancang suatu variasi pekerjaan perlu memperhitungkan keterbatasan manusia sebagai pelaku kerja. Sesuai ini akan memberikan profit dalam pelaksanaan pemilihan pekerja untuk suatu pekerjaan tertentu.
Mencari pekerja yang kapabel membendung beban kerja yang berat bukanlah suatu pekerjaan yang gampang. Terkait mengupayakan cara kerja lainnya yang mengurangi beban kerja sampai berada dalam batas kemampuan rata-rata, akan mempermudah kita dalam mencari pekerja yang kapabel melakukan pekerjaan hal yang demikian.
Prinsip Ergonomi
Bidang kajian Ergonomi Penelusuran dengan definisi ergonomi yang sudah diceritakan, bisa dikatakan bahwa kajian utama dari ergonomi adalah perilaku manusia sebagai obyek utama layak dengan prinsip fitting the task/the job to the man.
Pada bermacam-macam literatur terdapat perbedaan dalam memastikan bidang-bidang kajian ergonomi. Pada prinsipnya perbedaan hal yang demikian hanya pada pengelompokkan perilaku-perilaku manusianya.
Info dengan bidang penelusuran yang dilaksanakan, ergonomi dikategorikan atas empat bidang penelusuran, adalah:
1. Penelusuran tentang Display. Display adalah suatu perangkat antara (interface) yang memperkenalkan info tentang keadaan lingkungan dan mengkomunikasikannya kepada manusia dalam wujud angka-angka, petunjuk-petunjuk, lambang dan sebagainya. Energi ini bisa diberi tahu dalam wujud statis, misalnya peta suatu kota dan bisa pula dalam wujud dinamis yang menggambarkan perubahan variabel menurut waktu, misalnya speedometer.
2. Penelusuran tentang Penelusuran Penelusuran Manusia. Dalam hal ini penelusuran dilaksanakan kepada kegiatan-kegiatan manusia pada saat bekerja dan kemudian dipelajari cara mengukur kegiatan-kegiatan hal yang demikian. Penelusuran ini juga mempelajari perancangan obyek serta peralatan yang disesuaikan dengan kemampuan jasmaniah manusia pada saat melakukan aktivitasnya.
3. Penelusuran tentang Ukuran Penelusuran Penelusuran. Penelusuran ini bertujuan untuk mendapatkan rancangan tempat kerja yang layak dengan dimensi tubuh manusia supaya diperoleh tempat kerja yang baik layak dengan kemampuan dan keterbatasan manusia.
4. Penelusuran tentang Lingkungan Penelusuran. Penelusuran ini meliputi keadaan lingkungan jasmaniah tempat kerja dan fasilitas, seperti penguasaan sinar, kebisingan suara, temperatur, getaran dan lain-lain yang dianggap memberi pengaruh tingkah laku manusia.
Materi Ergonomi
Pengelompokkan bidang kajian ergonomi yang secara komplit dikategorikan oleh Dr. Ir. Iftikar Z. Sutalaksana (1979) sebagai berikut:
1. Faal Penelusuran, adalah bidang kajian ergonomi yang meneliti energi manusia yang dikeluarkan dalam suatu pekerjaan. Tujuan dan bidang kajian ini adalah untuk perancangan cara kerja yang bisa meminimasi konsumsi energi yang dikeluarkan saat bekerja.
2. Antropometri, adalah bidang kajian ergonomi yang berkaitan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia untuk digunakan dalam perancangan peralatan dan fasilitas sehingga layak dengan pemakainya.
3. Biomekanika adalah bidang kajian ergonomi yang berkaitan dengan mekanisme tubuh dalam melakukan suatu pekerjaan, misalnya keterlibatan otot manusia dalam bekerja dan sebagainya
4. Penginderaan, adalah bidang kajian ergonomi yang erat kaitannya dengan dilema penginderaan manusia, baik indra penglihatan, penciuman, perasa dan sebagainya.
5. Psikologi kerja, adalah bidang kajian ergonomi yang berkaitan dengan efek psikologis dan suatu pekerjaan kepada pekerjanya, misalnya terjadinya stres dan lain sebagainya. Pada prakteknya, dalam mengukur suatu cara kerja secara ergonomi.
kelima bidang kajian hal yang demikian digunakan secara sinergis sehingga diperoleh suatu solusi yang maksimal, sehingga segala bidang kajian ergonomi adalah suatu cara terintegrasi yang semata-mata dimaksudkan untuk pembetulan keadaan manusia pekerjanya.
Perancangan atau pengukuran cara kerja dengan hanya menggunakan pendekatan salah satu bidang ergonomi tak akan menghasilkan solusi yang maksimal bagi manusia.
Bidang kajian ergonomi pada akibatnya terfokus pada pembetulan cara kerja (SB Hutabarat, 1996) dimana pengertian cara menurut pendekatan ergonomi adalah suatu entitas yang keluar dengan membawa suatu tujuan. Bailey (1992) mengatakan bahwa konsep suatu cara adalah:
1. Selain tujuan 2. Penilaian apa yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan 3. Umur mendesain bagian untuk mencapai tujuan 4. Mengkoordinasikan sebaik mungkin untuk mencapai tujuan, sehingga secara menyeluruh, pendekatan ergonomi kepada karakteristik suatu cara adalah bahwa cara mempunyai karakter-karakter sebagai berikut:
• Selain tujuan • Selain hirarki, dalam arti bahwa jarang ditemukan suatu cara bersifat independen, namun suatu cara pada biasanya adalah bagian dan cara lain yang lebih besar • Beroperasi dalam suatu lingkungan yang justru bisa memberi pengaruh performansi cara itu sendiri Ergonomi Anthropometri Istilah antopometri berasal dari kata “Anthropos” yang berarti manusia dan “Metrikos” yang berarti ukuran.
Contoh Ergonomi
Secara definisi Contoh Ergonomi, anthropometri bisa diucapkan sebagai suatu studi yang berkaitan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia. Manusia pada dasarnya akan mempunyai wujud, ukuran, berat dan lain yang berbeda satu dengan lainnya (Wignjosoebroto,2003).
Penilaian itu, menurut Stevenson (1989) dan Nurmianto (1991), anthropometri adalah satu kumpulan data numerik yang berkaitan dengan karakteristik jasmaniah tubuh manusia, adalah: ukuran, wujud dan energi serta penggunaan dari data hal yang demikian untuk penanganan dilema desain.
Anthropometri dibagi atas dua bagian, adalah : o Anthropometri Statis Semisal manusia pada posisi membisu dan linear pada permukaan tubuh. Ada sebagian unsur yang memberi pengaruh dimensi tubuh manusia diantaranya adalah : • Penilaian Ukuran tubuh manusia akan berkembang.
Ada saat lahir sampai sekitar 20 tahun untuk pria dan 17 tahun untuk wanita. Ada kecenderung setelah 60 tahun.
• Semisal kelamin Pria biasanya mempunyai dimensi tubuh yang lebih besar selain dada dan pinggul.
• Suku bangsa (etnis)
• Sosio ekonomi
• Konsumsi gizi yang diperoleh
• Penilaian
• Aktifitas sehari-hari juga berimbas
Anthropometri Dinamis Semisal dimaksud dengan antropometri dinamis adalah pengukuran keadaan dan ciri-ciri jasmaniah manusia dalam keadaan bergerak atau memandang gerakan-gerakan yang mungkin terjadi saat pekerja hal yang demikian melaksakan kegiatannya.
Terdapat tiga kelas pengukuran antropometri dinamis, adalah :
Semisal tingkat keterampilan sebagai pendekatan untuk paham keadaan mekanis dari suatu aktifitas. Walaupun : dalam pengukuran performansi atlet.
Semisal jangkauan ruang yang dibutuhkan saat kerja. Walaupun: jangkauan dari gerakan tangan dan kaki efektif pada saat bekerja, yang dilaksanakan dengan berdiri atu duduk.
Semisal variabilitas kerja. Walaupun: analitik kinematika dan kemampuan jari-jari tangan dari seseorang juru ketik atau operator komputer.
Antropometri dan Aplikasinya dalam Perancangan Fasilitas Penelusuran Anthropometri secara luas akan digunakan sebagai pertimbangan-pertimbangan ergonomis dalam membutuhkan interaksi manusia.
Data anthropometri yang sukses diperoleh akan digunakan secara luas antara lain dalam hal : Perancangan areal kerja (work station, interior, kendaraan beroda empat, dan sebagainya) Perancangan peralatan kerja seperti mesin, equipment, perkakas (tools) dan sebagainya. Perancangan produk-produk konsumtif seperti baju, bangku, meja komputer, dan sebagainya. Perancangan lingkungan kerja jasmaniah.
Dengan demikian bisa disimpulkan bahwa data anthropometry akan memastikan wujud, ukuran dan dimensi yang ideal yang berkaitan dengan produk yang dirancang dan manusia yang akan mengoperasikan/menggunakan produk hal yang demikian. Dalam kaitan ini karenanya perancang produk semestinya kapabel mengakomodasikan dimensi tubuh dari populasi terbesar yang akan menggunakan produk hasil rancangannya hal yang demikian.
Manfaat Ergonomi
Aplikasi Data Antropometri dalam Perancangan Produk atau Fasilitas Penelusuran Data anthropometri yang memperkenalkan data ukuran dari bermacam-macam variasi member tubuh manusia dalam persentil tertentu akan sangat besar manfaatnya pada saat suatu rancangan produk atupun fasilitas kerja akan dijadikan.
Data anthropometri ini akan bisa dilaksanakan sekiranya tersedia skor mean (rata-rata) dan SD (standar deviasi) dari suatu distribusi normal.
Mengingat bahwa keadaan dan ciri jasmaniah dipengaruhi oleh banyak unsur sehingga berbeda satu sama lainnya karenanya terdapat tiga prinsip dalam pemakai data hal yang demikian, adalah : perancangan fasilitas menurut individu yang ekstrim, perancangan fasilitas yang bisa disesuaikan,dan perancangan fasilitas menurut harga rata-rata pemakainya. Prinsip perancangan fasilitas menurut individu ekstrim.
Perancangan fasilitas menurut individu ekstrim ini terbagi atas dua adalah perancangan menurut individu terbesar (pada penelitian ini menurut data anthropometri terbesar). Kedua adalah perancangan fasilitas menurut individu terkecil (data anthropometry terkecil). Perancangan fasilitas yang bisa disesuaikan.
Prinsip ini digunakan untuk merancang suatu fasilitas supaya fasilitas hal yang demikian bisa menampung atau bisa digunakan dengan enak dan nyaman oleh segala orang yang mungkin membutuhkannya. Perancangan fasilitas menurut harga rata-rata para pemakianya.
Prinsip ini hanya digunakan sekiranya perancangan menurut harga ekstrim tak mungkin dilaksanakan dan tak layak sekiranya kita menggunakan prinsip perancangan fasilitas yang bisa disesuaikan.
Baca Juga: Snowball Throwing
Prinsip menurut harga ekstrim tak mungkin dilaksanakan sekiranya lebih banyak rugi daripada untungnya; artinya hanya sebagain kecil dari dari orang-orang yang merasa enak dan nyaman saat menggunakan fasilitas hal yang demikian. Walaupun sekiranya fasilitas hal yang demikian dirancang menurut fasilitas yang bisa disesuaikan, tak layak sebab terlalu mahal biayanya (Sutalaksana, 1979).