Operasi, Tujuan, Sejarah, Latar Belakang Dan Pengertian Isi Trikora Menurut Para Ahli
Dalam rangka mempersiapkan kekuatan militer untuk merebut Irian barat, Pemerintah Republik Indonesia mencari pertolongan senjata keoada luar negeri. Pada mulanya pemberlian senjata dibutuhkan berasal dari Negara-negara Barat terutama pada Negara Amerika Serikat. Namun impian itu tidak terwujud.
Kemudian Pemerintah mengalihkan pembelian senjata kepada Negara-negara komunis dibawah pimpinan Uni Sovyet. Pada bulan desember 1960, Msi Indonesia dibawah pimpinna Menteri Keamanan Nasional /KASAD A.H Nasution pergi ke Moskow. Misi ini berhasil mengadakan perjanjian pembelian senjata. Setelah itu menyusul misi kedua tahun 1961 dan misi ketiga.
Belanda mulai menyadari bahwa bila Irian Barat tidak diserahkan secara tenang kepada Indonesia, maka Indonesia akan berusaha membebaskannya secara militer (operasi militer). Ada tanggal 19 desember Presiden Soekarno mengeluarkan Surat Perintah dalam rangka usaha pembebasan Irian Barat yang dikenal dengan nama Tri Komando Rakyat (Trikora).
Isi Trikora itu ialah sebagai berikut :
- Gagalkan pembentukan Negara papua bikinan Belanda Kolonial
- Kibarkan Sang Merah Putih di Irian Barat Tanah Air Indonesia
- Bersiaplah untuk mobilisasi umum untuk mempertahankan kemerdekaan dan kesatuan tanah air Indonesia.
Realisasi pertama dari Trikora ialah pembentukan Komando Operasi Militer yang diberi nama Komando Mandala Pembebasan Irian Barat. Komando Mandala dibuat pada tanggal 2 Januari 1962 dengan komandannya Mayjen Soeharto. Dengan berbekal tekad dan semangat untuk membebaskan Irian Barat dari cengkraman colonial Belanda,
Komando Mandala melaksanakan tugas-tugas sebagai berikut :
- Merencanakan, mempersiapkan dan menyelenggarakan operasi-oprasi militer dengan tujuan pengembalian wilayah propinsi Irian Barat ke dalam wilayah kekuasaan Negara Republik Indonesia.
- Mengembangkan situasi di wilayah Propinsi Irian Barat sesuai dengan taraf usaha diplomasi dan dalam waktu yang singkat biar wilayah Irian Barat mampu diciptakan secara de facto wilayah-wilayah yang bebas atau diddukkan unsure-unsur kekuasaan pemerintah kawasan Republik Indonesia.
Aksi AMP Solo (FB)
Setelah bangsa Papua dinyatakan merdeka pada 1 desember 1961, berumur 19 hari sempurna pada 19 Desember 1961, Soekarno mengumandangkan TRIKORA di Alun-Alun Utara Yogyakarta dengan tujuan untuk mengagalkan pembentukan negara Papua Barat yang telah dideklarasikan pada 1 Desember 1961. TRIKORA merupakan awal dilakukannya penjajahan dan berujung pada pemusnaan Orang Papua, oleh Militer Indonesia atas negara Papua Barat.
Realisasi dari isi Trikora ini, maka Soekarno sebagai Panglima Besar Komando Tertinggi Pembebasan Irian Barat (Sekarang Papua) mengeluarkan Keputusan Presiden No. 1 Tahun 1962 yang memerintahkan kepada Panglima Komando Mandala, Mayor Jendral Soeharto untuk melaksanakan operasi militer ke wilayah Papua Barat untuk merebut wilayah itu dari tangan Belanda.
Akhirnya dilakukan beberapa gelombang Operasi Militer di Papua Barat dengan satuan militer yang diturunkan untuk operasi lewat udara dalam fase infiltrasi mirip Operasi Banten Kedaton, Operasi Garuda, Operasi Serigala, Operasi Kancil, Operasi Naga, Operasi Rajawali, Operasi Lumbung, Operasi Jatayu. Operasi lewat maritim ialah Operasi Show of Rorce, Operasi Cakra, dan Operasi Lumba-lumba. Sedangkan pada fase eksploitasi dilakukan Operasi Jayawijaya dan Operasi Khusus (Opsus). Melalui operasi ini wilayah Papua Barat diduduki, dan dicurigai banyak orang Papua yang telah dibantai pada waktu itu.
Hingga kini, Militer (TNI-Polri) merupakan alat negara Indonesia yang paling ampuh untuk menghalau gejolak perlawanan Rakyat Papua yang menghendaki kemerdekaan sepenuhnya dari Indonesia. Berbagai perkara pelanggaran terhadap Hak Asasi Manusia (HAM) Rakyat Papua terjadi akhir kebrutalan Militer Indonesia.
Dengan Sejarah Trikora yang ILEGAL, maka Aliansi Mahasiswa Papua (AMP), Menggelar Aksi tenang Namun dihadang Oleh massa Baran Bin Indonesia. Upaya penghadangan dari massa tandingan yang menamakan diri Gerakan Masyarakat Peduli Rakyat Indonesia (Gempar) terjadi sekitar pukul 11.00 WIB. Saat puluhan massa AMP menuju bundaran Gladak, kelompok massa Gempar sudah siap di bersahabat patung Slamet Riyadi. Massa Gempar eksklusif menghadang dan melarang adanya agresi berbau Papua Merdeka.
Wakil AMP sempat perundingan cukup usang dengan koordinator Gempar. Namun tak berhasil. Koordinator Gempar, Nuswan tetap bersikeras. Dia bahkan menyatakan, agresi Papua Merdeka ini harus segera dibubarkan. memintah Pemerintah Indonesia Segarah angkat kaki dari Papua dan tarik Militer (TNI-Polri) dari Tanah Papua. Kehadiran Militer di Papua, menciptakan banyak pelanggaran Ham mulai dari Trikora, 19 demsember 1961, lanjut Aneksasi 1963, serta Pepera dilakukan Manipulatif, sampai ketika ini. semenjak 19 desember 2013.
Ini perilaku AMP, terkait 52 Tahun Trikora Ilegal diseluruh tanah Papua: maka tuntutan agresi AMP: Pertama, berikan kebebasan dan hak memilih nasib sendiri bagi Rakyat Papua sebagai solusi demokratis. Kedua, tarik militer (TNI/Polri) organik dan non-organik dari seluruh Tanah Papua sebagai syarat damai. Ketiga, tutup PT Freeport, BP, LNG Tangguh dan MNC lainnya yang merupakan dalang kejahatan kemanusiaan di atas Tanah Papua.
Dengan peran yang cukup berat itu, Komando Mandala merencanakan tiga fase dalam pembebasan Irian Barat. Ketiga fase itu ialah fase infiltrasi, fase eksploitas dann fase konsolidasi.
Dalam tahap ini pula, Telah gugur putra terbaik Indonesia yakni Deputi 1 Kasal Komodor Yos Sudarso dan Kapten Wiratno sebagai Komandan Kapal Macan Tutul. Mereka gugur beserta tenggelamnya kapal yang mereka tumpangi sebab pertempuran di Laut Aru pada tanggal 15 Januari 1962.
Baca Juga: Aliran Seni
Koflik di Irian Barat ini alhasil diselesaikan dengan jalan diplomasi dengan ditandai oleh Penandatanganan persetujuan antara Pemerintah R bserta Kerajaan Belanda mengenai Irian Barat di Markas Besar PBB pada tanggal 15 Agustus 1962 yang dikenal dengan nama Persetujuan New York