Pelajaran yang baik yakni pelajaran yang melibatkan panca indera anak. Sehingga melalui panca indera tersebut anakcepat mendapatkan ilmu pengetahuannya.
Sebagai figur anak yang belajar melalui mata, anak melihat bahwa ada bunga berwarna merah, buah berwarna kuning dll. Walaupun melalui panca indera kuping anak akan menerima ilmu pengetahuan yang terkait dengan suara.
Melalui indera hidung anak bisa belajar bau. Ada bau wangi, ada bau menyengat, dan sebagainya. Walaupun indera kulit anak akan merasa dingin, adem, panas dan sebagainya.
Mengajari konsep pembagian kepada anak yang baru belajar berhitung memerlukan kesabaran yang cukup tinggi, terpenting bila siswa nya termasuk yang mempunyai tenaga serap dan tenaga akal yang lemah kepada matematika.
Seumpama suara seekor kodok, seekor ayam, burung dan sebagainya. Melalui panca indera kuping anak akan bisa mengidentifikasi benda. Hati yang belajar melalui indera lidah akan mengenal berjenis-jenis rasa seperti, manis, asam, asin dan sebagainya.
Kesabaran kita diuji disini, apakah kita bisa sabar menerangkan konsep dasar pembagian kepada anak sampai anak benar-benar paham ?
Untuk mengajarkan pembagian kepada anak dengan tenaga akal yang baik relatif mudah, namun bagaimana bila kita seharusnya mengajarkan materi tersebut kepada anak yang tenaga nalarnya lemah. Mungkin kita akan sering membatin \\”gimana sih, soal semudah ini saja tidak bisa\\”.
Beberapa kita mungkin lupa bagaimana dulu permulaan belajar berhitung, tahu-tahu sekarang sudah menguasainya. Dikala diminta untuk mengajarkan kepada adik-adik kita yang baru mulai belajar berhitung, bingung bagaimana sistem mengajarkannya, akhirnya hanya disuruh menghapalkannya, pokoknya bila 10 : 2 = 5, 16 : 4 = 4 dll, namun tidak bisa memberikan pemahaman darimana dan bagaimana hasil tersebut diperoleh.
Apakah kamu termasuk yang mengalami hal seperti diatas ?
Kami akan mengupas tuntas bagaimana level mengajarkan pembagian kepada anak mulai dari anak tidak tahu apa itu pembagian sampai dengan menghitung operasi pembagian tanpa seharusnya menulis progres perhitungannya.
Tahap 1
Mengajari konsep pembagian kepada anak yang baru mulai belajar berhitung (tidak hapal perkalian)
Ini yakni level yang paling dasar bagaimana mengenalkan konsep pembagian pada anak yang belum mengenal apa itu pembagian, sedangkan sesungguhnya pada praktek kehidupan sehari-hari sudah sering mereka lakukan. Seumpama ada anak punya permen 10, dibagi sama rata ke 5 sahabatnya maka masing-masing anak mendapatkan 2 permen. Itulah pembagian.
Seringkali kita melompati tahap ini ketika mengajarkan pembagian, kita lantas minta anak untuk menghafal 10 : 5 = 2, 6 : 2 = 3, dst. Untuk anak yang punya tenaga akal dan tenaga ingat yang baik kemungkinan anak bisa mengikuti, apalagi umumnya sebelum belajar pembagian anak-anak sudah diajari dan disuruh menggapal perkalian, jadi tinggal dibalik jadi pembagian.
Namun bagaimana bila kita menemui anak yang lambat dalam mencerna materi matematika, penjumlahan masih lambat, pengurangan masih sering salah apalagi perkalian…tidak banyak hapal perkalian…. apakah bisa mengajarkan pembagian kepada anak yang seperti ini ? Bagaimana caranya ?
Jawabannya yakni bisa. Selama anak sudah merajai materi menghitung jumlah benda maka materi pembagian sudah bisa diajari, malah bisa lantas diajari tanpa seharusnya mengajarkan penjumlahan, pengurangan atau perkalian terpenting dulu.
Baca : Mengajari Konsep Dasar Penjumlahan
Ada beberapa sistem yang bisa dilakukan untuk tahap 1 ini, antara lain sistem menggunakan batang lidi dan sistem dengan gambar. Kedua sistem ini pada prinsipnya hampir sama, perbedaannya hanya pada alatnya saja, yang lebih praktis yakni sistem dengan gambar karena tidak seharusnya menyiapkan batang lidi dengan jumlah tertentu.
Apakah teman-teman ingat dulu pernah disuruh bapak / ibu guru untuk membawa batang lidi / bambu dengan jumlah yang banyak ? Nah itu salah satu sistem untuk mengenalkan konsep perhitungan, baik penjumlahan, pengurangan, perkalian ataupun pembagian.
Bagus, kali ini kita hanya akan membahas sistem menggunakan gambar.
Bagaimana caranya ? Lantas saja ya…..
Berapa 20 : 5 ?
Langkah 1 : Tulis angka 1 s/d 5 berderet (sebaris)
Langkah 2 : Gambar lingkaran kecil ideal dibawah angka-angka yang kita tulis tadi, sambil dihitung jumlah lingkaran yang sedang digambar mulai dari angka 1, 2, 3, 4, 5.
Langkah 3 : Sesudah baris pertama selesai, lanjutkan menggambar lingkaran pada baris berikutnya, mulai dari angka 1 lagi, sambil menghitug jumlahnya (6, 7, 8….). Gambar lingkaran stop ketika sudah mencapai jumlah 20.
Langkah 4 : Hitung jumlah barisnya (dari atas ke bawah ada berapa lingkaran) ada 4 baris, itulah akhirnya. Jadi hasil 20 : 5 = 4
1 2 3 4 5
• • • • •
• • • • •
• • • • •
• • • • •
Apakah cukup menolong ?
Sekiranya anak sudah merajai tahap ini, sebaiknya mulai diajari ke tahap berikutnya. Karena menghitung dengan sistem ini tidak bisa kencang, namun mudah dicerna.
Berharap latihan dengan sistem ini ?
- 30 : 5 =
- 60 : 4 =
- 24 : 8 =
- 72 : 9 =
- 48 : 6 =
Tahap 2
Mengajari konsep pembagian kepada anak yang bisa merajai / hapal perkalian (1 s/d 10)
Pada tahap ini anak seharusnya sudah paham apa itu pembagian. Untuk mempercepat progres perhitungan anak mulai diminta untuk menghafal operasi pembagian. Target nya yakni anak bisa hapal pembagian sampai bilangan 100. Pelaksanaan ini akan jauh lebih mudah bila anak sudah hapal perkalian (1 s/d 10).
Kalaupun anak belum hapal perkalian sampai 1 s/d 10 tidak apa-apa, konsisten bisa diajari pembagian tahap 2, namun mungkin lebih lama progres nya.
Disini kita konsentrasi pada pembagian bilangan 100 kebawah dengan bilangan pembagi dan hasil baginya yakni 1 s/d 10.
Mengapa ini perlu dihapal ?
Karena ini yakni dasar dari progres pembagian dengan bilangan yang lebih besar, atau pecahan desimal.
Tahap ini dibagi menjadi 3 bagian :
a. Pembagian bilangan 25 kebawah
- Pertama diajari pembagian bilangan yg habis dibagi 5
25 : 5 = 5
20 : 5 = 4
15 : 5 = 3
10 : 5 = 2
5 : 5 = 1
Sekiranya anak kesulitan menghafal nya, bisa dibantu dengan menuliskan perkaliannya dulu, kemudian angka pembaginya ditutup, angka yang nampak yakni hasil baginya.
4 x 5 = 20; bila 20 : 5 maka pada operasi perkalian angka 5 nya kita tutup, jadi akhirnya yakni angka yang satunya (yg nampak) yakni 4.
Sekiranya sudah lancar bisa dilanjutkan
24 : 4 = 6
20 : 4 = 5
16 : 4 = 4
12 : 4 = 3
8 : 4 = 2
4 : 4 = 1
24 : 3 = 8
21 : 3 = 7
18 : 3 = 6
15 : 3 = 5
12 : 3 = 4
9 : 3 = 3
6 : 3 = 2
3 : 3 = 1
20 : 2 = 10
18 : 2 = 9
16 : 2 = 8
14 : 2 = 7
12 : 2 = 6
10 : 2 = 5
8 : 2 = 4
6 : 2 = 3
4 : 2 = 2
2 : 2 = 1
b. Pembagian bilangan 50 kebawah
49 : 7 = 7
42 : 7 = 6
35 : 7 = 5
28 : 7 = 4
21 : 7 = 3
14 : 7 = 2
7 : 7 = 1
48 : 6 = 8
42 : 6 = 7
36 : 6 = 6
30 : 6 = 5
24 : 6 = 4
18 : 6 = 3
12 : 6 = 2
6 : 6 = 1
50 : 5 = 10
45 : 5 = 9
40 : 5 = 8
35 : 5 = 7
30 : 5 = 6
40 : 4 = 10
36 : 4 = 9
32 : 4 = 8
28 : 4 = 7
30 : 3 = 10
27 : 3 = 9
c. Pembagian bilangan 100 kebawah
100 : 10 = 10
90 : 10 = 9
80 : 10 = 8
70 : 10 = 7
60 : 10 = 6
50 : 10 = 5
40 : 10 = 4
30 : 10 = 3
20 : 10 = 2
10 : 10 = 1
(Bagian ini umumnya anak kencang hapal)
90 : 9 = 10
81 : 9 = 9
72 : 9 = 8
63 : 9 = 7
54 : 9 = 6
45 : 9 = 5
36 : 9 = 4
27 : 9 = 3
18 : 9 = 2
9 : 9 = 1
(Untuk bagian ini tips nya, hasil baginya yakni angka depan +1)
80 : 8 = 10
72 : 8 = 9
64 : 8 = 8
56 : 8 = 7
48 : 8 = 6
40 : 8 = 5
32 : 8 = 4
24 : 8 = 3
16 : 8 = 2
8 : 8 = 1
(Untuk bagian ini tips nya, bila diatas 40 hasil baginya yakni angka depan +2, untuk bilangan 40 kebawah hasil baginya yakni angka depan +1)
70 : 7 = 10
63 : 7 = 9
56 : 7 = 8
60 : 6 = 10
54 : 6 = 9
Sekiranya masih kesulitan menghafal bisa menggunakan bantuan perkalian atau kembali menggunakan sistem tahap 1 (sistem menggunakan gambar)
Tahap 3
Mengajari konsep sisa, yakni tidak segala bilangan habis dibagi.
Sesudah merajai pembagian bilangan dibawah 100, tahap selajutnya yakni mengenalkan bahwa tidak segala bilangan habis dibagi.
Tahap ini bisa mulai dipersembahkan sesudah anak bisa menghafal pembagian bilangan 50 kebawah, kemudian diajari sambil progres anak menghafal pembagian 100 kebawah.
Untuk mengenalkan konsep sisa bisa dengan sistem tahap 1 (sistem menggunakan gambar), dengan figur bilangan yg kecil saja ( 25 kebawah ), misal 10 : 3
1 2 3
• • •
• • •
• • •
•
Sesudah digambar rupanya yang baris terakhir tidak segala bisa lingkaran, ada sisa 1 lingkaran di baris paling bawah, artinya 10 : 3 itu akhirnya 3 sisa 1.
Disini kita belum perlu mengenalkan bentuk pecahan atau desimal, cukup menetapkan akhirnya berapa sisa berapa.
Teladan lain , 15 : 4
1 2 3 4
• • • •
• • • •
• • • •
• • •
Hasilnya yakni 3 sisa 3.
Tahap ini mungkin tidak butuh waktu terlalu lama untuk menerangkan kepada anak, cukup anak tahu konsepnya. Karena pada level berikutnya anak akan sering menggunakan konsep ini, jadi dengan sendirinya anak akan terlatih dan terbiasa menerapkannya
Tahap 4
Mengajari sistem pembagian bersusun (porogapit).
Metode pembagian yang biasa diaplikasikan yakni sistem pembagian bersusun (porogapit). Mengajari sistem pembagian bersusun kepada anak memerlukan kesabaran dan ketelatenan yang lebih serta trik-trik yang memudahkan anak untuk memahaminya.
Dapat jadi kita merasa sudah menerangkan dengan jelas benderang langkah-langkah sistem pembagian bersusun kepada anak, namun anak tidak paham-paham malah tambah bingung. Hasilnya kita malah turut bingung memikirkan sistem apalagi yang bisa diaplikasikan untuk bisa membuat anak paham.
Memang, bagi anak yang baru belajar pembagian sistem ini terasa cukup rumit, ada beberapa langkah-langkah yang seharusnya dihapal dan dipahami. Apalagi bila anak tidak hapal perkalian (1 s/10), pasti jadi tambah rumit. Namun bukan berarti anak yang tidak hapal perkalian (1 s/d 10) tidak bisa mengerjakan sistem pembagian bersusun.
Mari kita mulai mengupas langkah-langkah mengajarkan pembagian bersusun. Di daerah aku, pembagian susun umumnya disebut porogapit. Sekiranya di daerah kamu namaya apa prend?
Teladan soal:
Pak Hari mempunyai 72 ekor sapi. Beliau berkeinginan membagikan sapi-sapi itu kepada 3 buah hatinya. Berapakah sapi yang diterima masing-masing anak?
Karena Matematis ditulis 72 : 3 =…
Beginilah sistem mengajarkan pembagian porogapit versi kami.
1.
Karena bilangan pembagi yakni 3, maka mintalah anak untuk membuat tabel perkalian dengan konsep seperti gambar diatas. Tabel tersebut betul-betul menolong untuk anak yang tidak hapal perkalian.
2.
Langkah berikutnya, jelaskan kepada anak bahwa bilangan pembaginya yakni 3 sedangkan yang dibagi yakni 7. Jelaskan juga kepada anak bila bilangan pembaginya lebih besar dari bilangan pertama bilangan yang dibagi maka bilangan yang dibagi untuk tahap pertama yakni 2 digit. Untuk memudahkan, tanyakan pada anak. Berapa dikali 3 akhirnya 7 atau yang paling dekat dengan 7. Berikutnya secara otomatis anak akan lantas melihat tabel dan menemukan angka 2×3=6. Dalam hal ini, agar lebih mudah memahami, anak seharusnya menulisnya di bawah bilangan pembagi. Sesudah angka depan yakni 2 sebagai pengali 3 seharusnya ditulis di atas. Sesudah itu menghitung pengurangan angka 7-6=1.
Baca : Mengajari Konsep Dasar Pengurangan
3.
Sesudah mengerjakan progres pengurangan angka yang ada di depan (7), berikutnya angka ke dua yakni (2) diwariskan lurus ke bawah maka akan diperoleh angka 12.
4.
Tanyakan lagi kepada anak, berapa dikali 3 akhirnya 12 ? maka anak akan kembali lagi melihat tabel dan menemukan angka 4×3=12. Hati seharusnya menulisnya lagi seperti langkah sebelumnya. Kemudian angka depan yakni 4 sebagai pengali 3 seharusnya ditulis di atas, ideal di belakang angka 2.
5.
Langkah terakhir yakni progres pengurangan. Angka yang dikurangi dan yang mengurangi yakni sama yakni 12-12 dan sudah pasti akhirnya yakni 0. Karena hasil akhir yakni 0, dengan demikian progres pembagian dengan porogapit selesai.
Bagaimana ? mudah kan? sistem menghitung pembagian dengan porogapit. Sekiranya dengan menggunakan sistem di atas, anak masih saja tidak paham. Yah, konsisten sabar saja ya. Karena kemampuan setiap anak itu berbeda-beda. Semoga berkhasiat dan konsisten semangat …
Baca Juga: Pelapukan
Tahap 5 (Tambahan)
Mengajari beberapa pembagian khusus yang bisa dilakukan tanpa seharusnya menulis progres pembagiannya.