Pengertian supply chain management adalah – komponen tujuan dan proses supply chain management menurut para ahli
Supply Chain Management – Persaingan bisnis yang ketat di era globalisasi ini menuntut perusahaan untuk menyusun kembali strategi dan strategi bisnisnya sehari-hari. Seandainya diamati secara mendalam, inti dari persaingan perusahaan terletak pada bagaimana sebuah perusahaan mengimplementasikan cara kerja penciptaan produk atau jasa secara lebih murah, lebih bagus dan lebih pesat (cheaper, better, faster) diperbandingkan dengan saingannya.
Namun, banyak perusahaan yang telah tak mungkin lagi memakai dan mengimplementasikan resource-nya, sehingga salah satu caranya yaitu dengan membuat strategi manajemen rantai pasok (Supply Chain Management), jadi berikut ini ulasan tentang Pengertian supply chain adalah management komponen tujuan dan proses supply chain management menurut para ahli yang akan kami jelaskan secara luas
Simchi-Levi mendefinisikan Supply Chain Management (SCM) sebagai berikut (2000:1): “Is set of approaches utilized to efficiently integrate suppliers, manufacturers, warehouse and stores, so that merchandise is produced and distributed at the right quantities, to the right locations and at the right time, in order to minimize system wide cost while satisfying service jenjang requirements.”
Meski Hanfield dalam bukunya Supply Chain Redesign (2002:8) mendefinisikan SCM sebagai berikut: “Is the integration and management of supply chain organization and activities through cooperative organization relationship, effective business process, and high levels of information sharing to create high-performing value systems that provide member organizations a sustainable competitive advantage”.
Terdapat 3 hal yang perlu diamati :
Tujuan dari SCM yaitu untuk melaksanakan efektifitas dan efisiensi mulai dari suppliers, manufacturers, warehouse dan stores. Tidak adanya koordinasi yang bagus antara pihak-pihak yang terkait akan mengakibatkan kerugian yang cukup besar. Salah satu dampak yang kerapkali terjadi yaitu “Bullwhip effect”.
Namun ini terjadi sebab kurangnya koordinasi dalam pertukaran isu antara warung retail, distributor dan perusahaan. Disatu sisi dikala manajer warung retail memandang peningkatan permintaaan dari konsumen sejumlah 100 unit maka peningkatan 100 unit ini akan ditangkap distributor sejumlah 500 unit dan perusahaan akan menangkap perningkatan permintaan hal yang demikian sebesar 2500 unit.
Seandainya kita memandang, isu jumlah 100 itu dapat hingga ke pihak perusahaan bagaikan bola salju yang menggelundung dari atas kebawah yang kian lama kian besar. Dan hal ini akan menjadi lebih kacau lagi sekiranya pemenuhan keperluan itu ditangkap pada waktu yang telah berjalan cukup lama.
SCM memiliki dampak terhadap pembatasan tarif.
SCM memiliki peranan penting dalam meningkatkan kualitas pelayanan perusahaan terhadap customer.
Dalam kurun waktu dewasa ini kemauan customer lebih pesat mengalami perubahan, hal ini dapat kita lihat dari jenis produk yang ada dalam pasaran. Namun ini membuat perusahaan semestinya dapat mengontrol secara bagus persediaan yang dimiliki perusahaan, sebab dengan perubahan jumlah permintaan terhadap produk tertentu akan membuat perubahan terhadap kebijakan perusahaan untuk persediaan, dalam hal ini salah satunya yaitu menentukan tingkat pengorderan kembali.
Supply Chain Management berbicara mengenai bagaimana mengontrol pemasokan barang terhadap perusahaan. Namun SCM bukan hanya berbicara mengenai pemasokan barang secara simpel. SCM berbicara mengenai sistem untuk mengintegrasikan rantai pasokan barang hingga pendistribusian barang ketangan pelanggan akhir. Namun ini yaitu sesuatu yang sungguh-sungguh kompleks, sebab demikian itu banyak pihak yang terlibat dalam perjalanan dari supplier, perusahaan, distributor hingga ke pengguna akhir .
Semisal Ramalhinho (October, 2002) dalam tulisannya :
“Supply Chain Mangement: an opportunity for Metaheuristic” mengatakan sehubungan dengan dunia industri: “The increasing need of industry to compete with its product in global market, across cost, quality and service dimension, has driven the need to develop logistic systems more efficient than those traditionally employed”.
Suplay Chain Management
Jadi dapat disimpukan bahwa sistem persediaan yang bagus kian diperlukan dalam persaingan global.
Pemain Utama dalam Supply Chain Management (SCM)
Supply Chain menampakkan adanya rantai yang panjang yang diawali dari supplier hingga pelanggan, dimana adanya keterlibatan entitas atau disebut
pemain dalam konteks ini dalam jaringan supply chain yang sungguh-sungguh kompleks hal yang demikian. Berikut ini yaitu pemain utama yang yang terlibat dalam supply chain:
Supplier (chain 1)
Rantai pada supply chain diawali dari sini, yang yaitu sumber firma yang menyediakan bahan pertama, dimana mata rantai penyaluran barang akan mulai. Bahan pertama disini dapat dalam format bahan baku, bahan mentah, bahan penolong, suku cadang atau barang dagang.
Supplier-Manufacturer (chain 1-2)
Rantai pertama tadi dilanjutkan dengan rantai kedua, yaitu manufacturer yang yaitu tempat mengkonversi ataupun menuntaskan barang (finishing). Meski kedua mata rantai hal yang demikian telah memiliki potensi untuk melaksanakan penghematan. Selain, penghematan inventory carrying cost dengan mengembangkan konsep supplier partnering.
Supplier-Manufacturer-Distribution (chain 1-2-3)
Dalam tahap ini barang jadi yang dijadikan disalurkan terhadap pelanggan, dimana biasanya memakai jasa distributor atau wholesaler yang yaitu pedagang besar dalam jumlah besar.
Supplier-Manufacturer-Distribution-Retail Outlets (chain 1-2-3-4)
Dari pedagang besar tadi barang disalurkan ke warung pengecer (retail outlets). Sekarang ada beberapa pabrik yang lantas menjual barang hasil produksinya terhadap customer, melainkan secara relatif jumlahnya tak banyak dan kebanyakan memakai pola seperti di atas.
Supplier-Manufacturer-Distribution-Retail Outlets-Customer (chain 1-2-3-4-5). Customer yaitu rantai terakhir yang dilewati dalam supply chaindalam konteks ini sebagai end-user.
Hambatan pada Supply Chain Management (SCM)
SCM yaitu sesuatu yang sungguh-sungguh kompleks sekali, dimana banyak hambatan yang dihadapi dalam implementasinya, sehingga dalam implementasinya memang membutuhkan jenjang mulai tahap perancangan hingga tahap evaluasi dan continuous improvement. Seandainya itu implementasi SCM membutuhkan dukungan dari bermacam pihak mulai dari internal dalam hal ini seluruh manajemen puncak dan eksternal, dalam hal ini seluruh partner yang ada. Berikut ini yaitu hambatan-hambatan yang akan dialami dalam implementasi SCM yang kian menguatkan argument bahwa implementasi SCM memang membutuhkan dukungan bermacam pihak (Chopra & Meindl 2001):
Incerasing Variety of Products. Berdasarkan konsumen seakan dimanjakan oleh produsen, hal ini kita lihat kian beragamnya jenis produk yang ada di pasaran. Namun ini juga kita lihat strategi perusahan yang selalu berfokus pada customer (customer oriented). Seandainya dahulu produsen melaksanakan strategi dengan melaksanakan pembagian segment pada customer, maka kini konsumen lebih dimanjakan lagi dengan pelemparan produk menurut kemauan setiap individu bukan menurut kemauan segment tertentu. Banyaknya jenis produk dan jumlah dari yang tak menentu dari masing-masing produk membuat produsen kian kewalahan dalam memuaskan kemauan dari konsumen.
Increasingly Demand Customer. Supply chain management berupaya mengontrol (manage) peningkatan permintaan secara pesat, sebab kini customer kian menuntut pemenuhan permintaan yang secara pesat walaupun permintaan itu sungguh-sungguh mendadak dan bukan produk yang standart (customize).
Decreasing Product Life Cycles. Menurunnya daur hidup sebuah produk membuat perusahan kian kerepotan dalam mengontrol strategi pasokan barang, sebab untuk mengontrol pasokan barang tertentu maka perusahaan membutuhkan waktu yang tertentu juga. Daur hidup produk diistilahkan sebagai umur produk hal yang demikian dipasaran.
Globalization. Globalisasi membuat supply chain kian kompleks dan kompleks sebab pihak-pihak yang terlibat dalam supply chain hal yang demikian meliputi pihak-pihak di bermacam negara yang mungkin memiliki lokasi diberbagai pelosok dunia.
Fragmentation of Supply Chain Ownership. Namun ini membuktikan supply chain itu melibatkan banyak pihak yang memiliki masing-masing kepentingan, sehingga hal ini mebuat Supply chain mangement kian kompleks dan kompleks.
Pengertian Manajemen Rantai Pasok
Manajemen rantai pasok (supply-chain management) yaitu pengintegrasian kegiatan pengadaan bahan dan pelayanan, pengubahan menjadi barang separuh jadi dan produk akhir, serta pengiriman ke pelanggan. Tujuannya yaitu untuk membangun sebuah rantai pemasok yang memusatkan perhatian untuk mengembangkan nilai bagi pelanggan.
Semisal Heizer and Render, kunci bagi manajemen rantai pasok yang tepat sasaran yaitu menjadikan para pemasok sebagai “mitra” dalam strategi perusahaan untuk memenuhi pasar yang selalu berubah.
Aktivitas ini yaitu hubungan keterkaitan antara aliran material ataupun jasa, aliran uang (return/ recycle) dan aliran isu mulai dari pemasok, produsen, distributor, gudang, pengecer hingga ke pelanggan akhir (upstream ↔ downstream).
Meski yang dimaksud dengan Supply Chain atau rantai persediaan itu sendiri yaitu suatu sistem tempat organisasi menyalurkan barang produksi dan jasanya terhadap para pelanggannya. Rantai ini yaitu jaring yang menghubungkan bermacam organisasi yang saling terkait dan memiliki tujuan yang sama, yaitu mengadakan pengadaan barang (procurement) atau menyalurkan (distribution) barang hal yang demikian secara efisien dan tepat sasaran sehingga akan tercipta nilai tambah (value added) bagi produk hal yang demikian.
Supply chain juga yaitu logistic network yang menghubungkan suatu mata rantai antara lain suppliers, manufacturer, distribution, retail outlets, customers. Adapun kegiatan yang terlibat dalam supply chain management seperti yang telah disebutkan diatas yaitu aliran barang, aliran isu, aliran transaksi dan aliran uang.
Adapun manfaatnya sekiranya mengembangkan Supply Chain management yaitu :
Mengurangi inventory barang
Inventory yaitu bagian paling besar dari aset perusahaan yang berkisar antara 30%-40%. Oleh sebab itu usaha dan sistem semestinya dimaksimalkan untuk menekan penimbunan barang di gudang agar tarif dapat diminimalkan.
Menjamin kelancaran penyediaan barang
Kelancaran barang yang perlu dijamin yaitu mulai dari barang asal (pabrik pembuat), supplier, perusahaan sendiri, whosaler, retailer, hingga terhadap konsumen akhir.
Menjamin kualitas
Pengerjaan barang jadi ditentukan tak hanya oleh cara kerja produksinya, melainkan ditentukan oleh kualitas bahan mentahnya dan kualitas dalam kualitas pengirimannya.
Mengurangi jumlah supplier
Bertujuan untuk mengurangi ketidakseragaman, tarif-tarif negosiasi, dan pelacakan (tracking).
Pengerjaan supplier partnership atau strategic alliance
Dengan mengadakan kerjasama dengan supplier (supplier partnership) dan juga mengembangkan strategic alliance dapat menjamin lancarnya pergerakan barang dalam supply chain management.
Membikin Rantai Pasokan
Semisal Gunasekaren terdapat empat kegiatan utama dalam manajemen rantai pasok yaitu : perencanaan (plan), sumber (source), membuat (make/assemble), dan pengiriman (deliver).
Klapper menyebut ke-empat kegiatan ini sebagai fungsi, yang memiliki definisi sebagai berikut:
• Perencanaan (plan): Pengerjaan yang memyeimbangkan permintaan dan penawaran agregat untuk membangun jalan terbaik dari tindakan yang memenuhi tata tertib bisnis yang ditentukan.
• Sumber (source): Pengerjaan yang melaksanakan pengadaan barang dan jasa untuk memenuhi keperluan yang direncanakan atau aktual.
• Komponen (make): Pengerjaan yang mengubah barang ke tahap penyelesaian untuk memenuhi keperluan yang direncanakan atau aktual.
• Pengiriman (deliver): Pengerjaan yang menyediakan barang jadi dan jasa, termasuk manajemen pengorderan, manajemen transportasi, dan manajemen gudang, untuk memenuhi keperluan yang direncanakan atau aktual.
Nilai menurut Heizer and Render manajemen rantai pasok meliputi kegiatan untuk menentukan :
1) Transportasi ke vendor.
2) Pemindahan uang secara kredit dan tunai.
3) Para pemasok.
4) Bank dan distributor.
5) Utang dan piutang usaha.
6) Pergudangan dan tingkat persediaan.
7) Pemenuhan orderan.
8) Berbagi isu pelanggan, prediksi, dan produksi.
Manajemen rantai pasok semestinya meliputi seluruh bagian diantaranya suppliers, produsen, distributor dan pelanggan, bagus secara lantas ataupun tak lantas dalam memenuhi permintaan pelanggan. Rantai pasokan meliputi tak hanya pada pembuat dan suppliers saja melainkan juga pengangkut, gudang, pengecer, dan malah pelanggan itu sendiri.
Pada setiap-setiap organisasi seperti perusahaan manufaktur, rantai pasokan meliputi seluruh fungsi-fungsi yang terlibat dalam penerimaan dan pengisian permintaan pelanggan. Fungsi ini termasuk dalam supply chain management, melainkan sifatnya tak dikuasai, mengikuti perkembangan produk baru, pemasaran, operasi, distribusi, keuangan, dan customer service.
Rantai pasokan memunculkan gambaran atas pergerakan produk atau pasokan dari supplier terhadap pembuat produk, distributor, pengecer, pelanggan sepanjang rantai.
Supply chain management biasanya melibatkan jenis dari tingkat-tingkat. Tingkat-tingkat ini meliputi:
Pelanggan
Pengecer
Distributor
Pembuat produk
Taktik atau supplier bahan baku.
Gambar dari tingkat-tingkat rantai pasokan :
Penjelasan:
Pengerjaan-setiap tingkat dari rantai pasokan dihubungkan via aliran produk, isu, dan keuangan. Aliran ini biasanya terjadi secara lantas dan mungkin dikuasai oleh satu tingkat atau perantara. Pengerjaan-setiap tingkat tak berkeinginan ditunjukkan dalam rantai pasokan. Rancangan rantai pasokan yang pas tergantung pada keperluan pelanggan dan peran yang dilakukan oleh setiap-setiap tingkat yang terlibat.
Tujuan dari setiap rantai pasokan semestinya untuk memaksimumkan keseluruhan nilai. Pengerjaan dari rantai pasokan berbeda antara apakah hasil akhir hal yang demikian berharga bagi pelanggan dan tarif rantai pasokan yang terjadi dalam pengisian permintaan pelanggan.
Rancangan, perencanaan, dan keputusan operasi melaksanakan peran penting dalam kesuksesan atau kegagalan sebuah perusahaan.
Tahap-tahap dalam pembuatan keputusan rantai pasokan :
Ø Cara atau rancangan rantai pasokan
Ø Selama tahap ini memberikan agenda pemasaran dan penentuan harga bagi produk, perusahaan menentukan bagaimana struktur rantai pasokan pada beberapa tahun ke depan.
Ø Perencanaan rantai pasokan.
Ø Keputusan yang dijadikan selama tahap ini kerangka waktu yang dipertimbangkan yaitu seperempat tahun. Susunan rantai pasokan ditentukan fase strategic yang telah pasti. Susunan ini menentukan hambatan yang ada. Keberhasilan perencanaan untuk memaksimumkan surplus rantai pasokan yang dapat dijadikan dengan perencanaan memberikan hambatan yang muncul selama fase design atau strategi.
Ø Operasi rantai pasokan
Ø Waktu yang digunakan disini yaitu mingguan atau harian, dan selama fase ini perusahaan membuat keputusan menurut order pelanggan individual.
Persediaan dalam Rantai Pasokan
Kunci keberhasilan dalam rantai pasokan yaitu tersedianya bahan dan berjalannya aliran bahan. Dalam manajemen rantai pasokan, terdapat persediaan yang perlu dikelola dengan bagus, yaitu:
Bahan baku (raw materials)
Mata rantai bahan baku yaitu ada di pabrik pembuat bahan baku ini, dan mata rantai terakhir ada di pabrik pembuat produk akhir (bukan di konsumen akhir). Bahan baku ini di pabrik pembuat produk akhir digabung dengan bahan penolong, dan dengan teknologi tertentu diolah menjadi bahan separuh jadi dan bahan jadi.
Barang separuh jadi (work in process product)
Mata rantai barang separuh jadi bermula di pabrik pembuat bahan jadi. Bahan separuh jadi yaitu hasil dari cara kerja bahan baku. Bahan separuh jadi dapat lantas diproses di pabrik yang sama menjadi bahan jadi, melainkan dapat juga dijual terhadap konsumen sebagai komoditi. Jadi, akhir dari mata rantai akan sungguh-sungguh tergantung dari hal di atas, dapat pendek dan dapat panjang. Akhir mata rantai ada di konsumen akhir pengguna atau pembeli hasil produksi hal yang demikian. Persediaan jenis ini yaitu persediaan yag digunakan untuk mendorong pabrik pembuat barang jadi hal yang demikian, yaitu untuk pemeliharaan, perbaikan, dan operasi perlengkapan pabriknya. Mata rantainya bermula dari pabrik pembuat material MRO tadi dan usai di perusahaan pembuat barang jadi hal yang demikian, sebagai the final user (manufacturer).
Barang komoditi (commodity)
Persediaan jenis ini yaitu barang yang dibeli oleh perusahaan tertentu telah dalam format barang jadi dan diperdagangkan, dalam arti dijual kembali terhadap konsumen. Di perusahaan hal yang demikian, barang ini dapat diproses lagi, semisal diganti bungkusnya atau diperkecil kemasannya, melainkan dapat juga dijual lagi lantas dalam format asli seperti dikala dibeli. Mata rantai persediaan jenis ini bermula dari pabrik pembuat komoditi hal yang demikian dan usai pada konsumen akhir pengguna barang hal yang demikian. Barang komoditi kadang-kadang juga disebut resales commodities, sebab memang barang hal yang demikian dibeli untuk dijual lagi dengan profit tertentu.
Barang proyek
Persediaan jenis ini yaitu material dan suku cadang yang digunakan untuk membangun proyek tertentu, semisal membuat pabrik baru. Mata rantai panjangnya hampir sama dengan MRO materials, jadi bermula dari pabrik pembuat barang-barang hal yang demikian dan usai di perusahaan pembuat barang jadi yang dimaksud.
Pengerjaan Bisnis Rantai Pasokan
Pada manajemen rantai pasokan, kegiatan-kegiatan dibagi menjadi beberapa cara kerja bisnis, antara lain:
Customer Relationship Management (CRM) : Langkah pertama manajemen rantai pasok yaitu mengidentifikasi pelanggan utama atau pelanggan yang kritis bagi perusahaan. Membikin ini melibatkan regu pelayanan pelanggan (customer service) yang membuat dan melaksanakan program-program bersama, persetujuan produk dan jasa, serta menentukan tingkat daya kerja tertentu untuk memenuhi keperluan pelanggan.
Customer Service Management (CSM) : CSM yaitu sumber tunggal isu pelanggan yang mengurus persetujuan produk dan jasa. Customer Service memberitahukan pelanggan isu mengenai tanggal pengiriman dan ketersediaan produk via hubungannya dengan bagian produksi dan distribusi. Pelayanan setelah penjualan juga perlu, intinya semestinya secara efisien menolong pelanggan mengenai aplikasi dan anjuran produk.
Demand Management : Pengerjaan ini semestinya menyeimbangkan keperluan pelanggan dengan kemampuan pasokan perusahaan, menentukan apa yang akan dibeli pelanggan dan kapan. Aktivitas manajemen permintaan yang bagus memakai data point-of-sale dan data pelanggan “inti” untuk mengurangi ketidakpastian dan aliran yang efisien via rantai pasok.
Customer Demand Fulfillment : Pengerjaan penyelesaian orderan ini secara tepat sasaran membutuhkan integrasi agenda kerja antara produk, distribusi dan transportasi. Meski dengan rekan kerja yaitu member primer rantai pasok dan member sekunder diperlukan untuk memenuhi keperluan pelanggan dan mengurangi sempurna tarif kirim ke pelanggan.
Manufacturing Flow Management : Pengevaluasian perusahaan memproduksi barang lalu dibawa ke bagian distribusi menurut ramalan historik. Produk dijadikan untuk memenuhi jadwal produksi. Seringkali produk yang salah mengakibatkan persediaan yang tak perlu, meningkatkan tarif penanganan/penyimpanan dan pengiriman produk terhambat. Dengan manajemen rantai pasok, produk dijadikan menurut keperluan pelanggan.
Jadi barang produksi semestinya fleksibel dengan perubahan pasar. Untuk itu diperlukan kemampuan berubah secara pesat untuk menyesuaikan dengan jenis keperluan massal. Untuk menempuh cara kerja produksi pas waktu dengan ukuran lot minimum, manajer semestinya berfokus pada tarif-tarif setup/perubahan yang rendah termasuk merekayasa ulang cara kerja, perubahan dalam desain produk dan perhatian pada rangkian produk.
Procurement : Membina hubungan bentang panjang dengan sekelompok pemasok dalam arti hubungan win-win relationship akan mengubah sistem beli tradisional. Meski ini yaitu melibatkan pemasok semenjak tahap desain produk, sehingga dapat mengurangi siklus pengembangan produk serta meningkatkan koordinasi antara engineering, purchasing dan supplier pada tahap akhir desain.
Pengembangan Produk dan Komersialisasi : Untuk mengurangi waktu masuknya produk ke pangsa pasar, pelanggan dan pemasok semestinya dimasukkan ke dalam cara kerja pengembangan produk. siklus produk termasuk singkat maka produk yang pas semestinya dimaksimalkan dan dilauching pada waktu singkat dan pas agar perusahaan kuat bersaing
Return : Pengerjaan manajemen return yang tepat sasaran memungkinkan untuk mengidentifikasi produktivitas peluang membetulkan dan menerobos proyek-proyek agar dapat bersaing. Ketersediaan return (return to available) yaitu pengevaluasian waktu siklus yang di perlukan untuk menempuh pengembalian asset (return on asset) pada status yang digunakan.
Ini penting bagi pelanggan yang membutuhkan produk pengganti dalam waktu singkat sekiranya terjadi produk gagal. Seandainya itu, perlengkapan yang digunakan untuk scrap dan waste dari bagian produksi diukur pada waktu organisasi mendapatkan uang cash.